- Tag #Kesehatan
Minuman dalam botol plastik memang memberikan kesan simple dan mudah dibawa kemana saja. Design botol yang unik serta minimalis tidak jarang membuat para peminumnya menyimpan botol tersebut untuk kembali digunakan. Untuk menghilangkan aroma dan rasa, biasanya botol akan dicuci terlebih dahulu lalu kemudian digunakan hingga berulang-ulang kali.
Tanpa disadari kebiasaan ini akan berdampak buruk bagi kesehatan. Botol plastik bekas yang digunakan berulang-berulang berpotensi menyebabkan penyakit. Mulai dari penurunan daya tahan tubuh sampai kanker payudara dan prostat.
Perlu diketahui bahwa setiap botol kemasan memiliki tanda segitiga di bawah botol dan ada simbol di tengah segitiga. Hal ini merupakan bentuk spesifikasi kegunaan botol. Biasanya pada botol air minum menggunakan kode PET (Polyethylene Terephthalate) yang merupakan botol plastik yang jernih, transparan atau tembus pandang. Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai, misalnya pada botol air mineral, botol jus dan lain-lain. Jenis botol inilah yang biasa digunakan berulang kali sebagai wadah air minum.
Botol plastik dengan kode PET terbuat dari berbagai unsur sintetis atau kimia ini dapat mengeluarkan zat yang bernama bisphenol A (BPA). Zat ini merupakan bahan kimia industri yang telah digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu sejak 1960-an. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa BPA dapat meresap ke dalam makanan atau minuman dari wadah yang dibuat dengan BPA tersebut.
Dr Seema Singhal, Asisten Profesor, Departemen Obstetri dan Ginekologi, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) menyatakan bahwa Botol berkode PET memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang bagi perempuan, terutama pada kelompok usia produktif dan anak-anak.
Dr Seema Singhal menambahkan, pelepasan BPA dan aditif seperti di-ethylhexyl phthalate dapat berbaur dengan isi botol dan menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan perkembangan, kekebalan tubuh, meningkatkan tingkat keguguran, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah. BPA bertindak sebagai faux-estrogen dan dapat menyebabkan kelainan kromosom, cacat lahir dan cacat perkembangan di dalam rahim dan masa kanak-kanak.
Apalagi jika dipakai untuk menampung air panas, maka bahayanya akan semakin bertambah.Selain efek negatif diatas, penggunaan botol plastik secara berulang-ulang juga akan menyebabkan sistem puber dini bagi anak wanita, gula darah bermasalah, pengaruh pada sperma, konsentrasi menurun, kegemukan, serta kanker payudara serta prostat.
Selain BPA, ada pula phthalates yang digunakan untuk membuat plastik jadi lentur. Ini berbahaya sebab memicu kanker lever, menurunkan jumlah sperma, juga masalah reproduksi lain.
Jadi ada baiknya Anda meminimalisir penggunaan minuman mineral botol dan memakai tempat minum lain yang lebih aman. Bawa air dari rumah juga bisa membuat kesehatan lebih terjaga, selain juga hemat.
Botol plastik lebih lama diurai oleh alam, dan menjadi bagian dari masalah pencemaran lingkungan yang kini makin parah saja terjadi. Mengurangi pemakaian botol plastik akan jauh lebih aman dan sehat.
Bagaimana, masih berniat menggunakan botol plastik bekas untuk minum? Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda dan keluarga dan terimakasih sudah membaca.
Tanpa disadari kebiasaan ini akan berdampak buruk bagi kesehatan. Botol plastik bekas yang digunakan berulang-berulang berpotensi menyebabkan penyakit. Mulai dari penurunan daya tahan tubuh sampai kanker payudara dan prostat.
Perlu diketahui bahwa setiap botol kemasan memiliki tanda segitiga di bawah botol dan ada simbol di tengah segitiga. Hal ini merupakan bentuk spesifikasi kegunaan botol. Biasanya pada botol air minum menggunakan kode PET (Polyethylene Terephthalate) yang merupakan botol plastik yang jernih, transparan atau tembus pandang. Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai, misalnya pada botol air mineral, botol jus dan lain-lain. Jenis botol inilah yang biasa digunakan berulang kali sebagai wadah air minum.
Botol plastik dengan kode PET terbuat dari berbagai unsur sintetis atau kimia ini dapat mengeluarkan zat yang bernama bisphenol A (BPA). Zat ini merupakan bahan kimia industri yang telah digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu sejak 1960-an. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa BPA dapat meresap ke dalam makanan atau minuman dari wadah yang dibuat dengan BPA tersebut.
Dr Seema Singhal, Asisten Profesor, Departemen Obstetri dan Ginekologi, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) menyatakan bahwa Botol berkode PET memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang bagi perempuan, terutama pada kelompok usia produktif dan anak-anak.
Dr Seema Singhal menambahkan, pelepasan BPA dan aditif seperti di-ethylhexyl phthalate dapat berbaur dengan isi botol dan menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan perkembangan, kekebalan tubuh, meningkatkan tingkat keguguran, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah. BPA bertindak sebagai faux-estrogen dan dapat menyebabkan kelainan kromosom, cacat lahir dan cacat perkembangan di dalam rahim dan masa kanak-kanak.
Apalagi jika dipakai untuk menampung air panas, maka bahayanya akan semakin bertambah.Selain efek negatif diatas, penggunaan botol plastik secara berulang-ulang juga akan menyebabkan sistem puber dini bagi anak wanita, gula darah bermasalah, pengaruh pada sperma, konsentrasi menurun, kegemukan, serta kanker payudara serta prostat.
Selain BPA, ada pula phthalates yang digunakan untuk membuat plastik jadi lentur. Ini berbahaya sebab memicu kanker lever, menurunkan jumlah sperma, juga masalah reproduksi lain.
Jadi ada baiknya Anda meminimalisir penggunaan minuman mineral botol dan memakai tempat minum lain yang lebih aman. Bawa air dari rumah juga bisa membuat kesehatan lebih terjaga, selain juga hemat.
Botol plastik lebih lama diurai oleh alam, dan menjadi bagian dari masalah pencemaran lingkungan yang kini makin parah saja terjadi. Mengurangi pemakaian botol plastik akan jauh lebih aman dan sehat.
Bagaimana, masih berniat menggunakan botol plastik bekas untuk minum? Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda dan keluarga dan terimakasih sudah membaca.