Home » » Lima Motif Pembunuhan Karena Hal Sepele

Lima Motif Pembunuhan Karena Hal Sepele

Written By @Portalindo_ on Jumat, 17 April 2015 | 20.03


- Tag
Minimnya keimanan dan ketaqwaan membuat manusia dikuasai amarah dan nafsu. Marah sedikit seseorang bisa berbuat di luar nalar yang berujung maut. Seperti kasus kematian yang baru-baru ini dialami Deudeuh Alfisahrin atau yang akrab dikenal Tata Chubby. Nyawanya melayang ditangan seorang pria karena hal sepele.

Ternyata kasus Tata Chubby bukan kali pertama dimana seseorang membunuh karena hal sepele. Beberapa kasus lain pernah terjadi sebelumnya dengan alasan yang tidak masuk akal. Tindakan ini tentu sangat tidak adil, jika masalah sepela tersebut harus dibayar dengan  mengambil nyawa seseorang. Berikut lima motif kasus pembunuhan karena hal sepele.

1. Dibilang Bau Badan
Tata Chubby meninggal di kamar kosnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 11 April 2015 lalu. Ia dibunuh oleh pria berinisial RS yang menggunakan jasa Deudeuh sebagai PSK.  Ternyata motif pembunuhannya sederhana. Pelaku tega menghabisi nyawa janda beranak satu itu lantaran kesal dibilang bau badan usai melakukan hubungan badan.

2. Dibunuh Karena Tato Hello Kitty
Tato Hellot Kitty menjadi penyebab kematian LA, siswi SMA Budi Luhur Yogyakarta pada Senin (16/2/2015). Ia dianiaya dengan cara di luar perikemanusiaan yakni memasukkan botol minuman beralkohol ke dalam kemaluan temannya.

Ternyata sebelumnya korban dan tersangka saling klaim soal tato Hello Kitty. Tersangka tidak terima disebut sebagai plagiat tato hello kitty oleh korban. Adu pendapat pun terjadi melalui pesan BlackBerry Messenger dan berakhir dengan hubungan yang meruncing antar teman satu sekolah. Hingga akhirnya terjadi penyekapan dan penyiksaan di kamar kos. Akhirnya empat pelaku gerombolan penganiaya sudah diamankan polisi. Enam pelaku lain masih dalam pencarian meski masing-masing sudah diketahui identitasnya.

3. Membunuh karena Diejek Ompong
Warga Pekanbaru dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat dalam parit tepatnya di Jalan Karya III, Kelurahan Simpangtiga, Bukit Raya, pada Jumat (27/3/2015) lalu. Korban yang berinisial ZA (23) dibunuh oleh temannya sendiri RD (19) karena hal sepele. RD ternyata nekat membunuh karena sering diejek ''ompong'' oleh korban. Meski merupakan teman, RD melampiaskan kemarahannya dengan menusuk beberapa kali di bagian tubuh korban. RD kini mendekam di jeruji besi dan harus membayar perbuatannya.

4. Tukang Ojek Dibunuh Gara-gara Timpuk Anjing
Hanya gara-gara menimpuk seekor anjing yang menggonggonginya, Mulyono (27) harus kehilangan nyawanya. Tukang ojek ini tewas dibacok oleh si pemilik anjing. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (30/6/2010) pukul 21.00 WIB. Saat itu, korban bersama penumpang sedang melintas di Kampung Baru RT 09 RW 08 Cakung Barat, Cakung, Jakarta Utara. Mulyono dikagetkan dengan gonggongan anjing. Anjing itu juga mengejarnya.

Karena ketakutan, korban lalu berhenti dan menimpuk anjing tersebut dengan batu bata. Rupanya, aksi Mulyono ini diketahui oleh pemilik anjing, Jan Des Nainggolan (37). Tidak terima anjingnya tersakiti, pelaku lalu membacok korban dengan menggunakan golok ke arah kepala, pipi dan punggung. Akibatnya korban mengalami luka sobek di pipi dan perut.

Korban lalu meninggal dunia dalam perjalanan ke RS Islam Sukapura, Jakarta Utara. Polisi menyita barang bukti golok dan batu bata. Akibat perbuatan itu, Jan Des harus berurusan dengan polisi. Dia dijerat dengan pasal 351 KUHP tentang pengeroyokan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia.

5. Dibunuh Karena Lupa Berterimakasih
Pada tahun 2003, Fergs Glen yang berumur 36 tahun sedang memasak untuk kakaknya, Craig. Setelah hidangan selesai, mereka duduk di meja makan yang sama untuk menikmati makan malam. Craig memakan masakan Fergus dengan sangat lahap. Namun, setelah selesai makan, Craig tidak mengucapkan terima kasih untuk masakan adiknya tersebut.

Fergus menjadi sangat marah dan mengambil kapak lalu membunuh sang kakak. Fergus mengaku dia tidak menyesal telah melakukan pembunuhan itu. Meski kedua saudara ini memang sering terlibat cekcok, namun tidak ada alasan spesifik lain untuk kasus pembunuhan tersebut selain “lupa berterima kasih”.

Bagaimanapun, pembunuhan bukanlah hal yang bisa dibenarkan. Meski para pembunuh di atas mengaku memiliki kemarahan yang amat sangat, namun tidaklah adil jika mereka mengambil nyawa orang lain karena alasan itu. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk hidup.

Kunci paling utama adalah mengendalikan diri dan emosi. Kita harus berhati-hati dengan emosi kita sendiri. Jika salah dan terbawa emosi, bukan tidak mungkin kita akan melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.
Bagikan Gratis di :
share on facebook twitt this on twitter
 
Copyright @2015