- Tag #Kesehatan
Nyeri haid saat sedang mengalami menstruasi merupakan rasa sakit yang wajar jika dialami wanita setiap bulan. Hal ini terjadi akibat adanya kontraksi otot-otot rahim yang diperlukan untuk meluruhkan lapisan rahim. Kondisi kram di bagian perut ini sebenarnya normal tapi ada kalanya rasa sakit tersebut merupakan gejala adanya gangguan penyakit. Sering kali gangguan ini terabaikan karena dianggap sebagai rasa sakit biasa. Kenali sejak awal apakah nyeri haid yang anda rasakan normal atau indikasi adanya penyakit.
Nyeri haid atau dalam bahasa medis disebut Dismenore ini menurut dr. Adiansjah Dara, Sp.OG tidak hanya dialami di bagian perut. Terkadang mereka yang mengalami kondisi ini bisa sampai mual, muntah, hingga pingsan karena rasa nyeri yang tidak tertahankan. Biasanya ini dialami pada hari pertama menstruasi dan mengganggu kehidupan anda setiap bulan.
Gagguan nyeri haid yang dialami oleh wanita setiap bulan dibagi menjadi dua jenis, yakni Dismenore primer dan Dismenore sekunder. Dismenore Primer merupakan kondisi nyeri haid yang wajar dan tidak menandakan gangguan, namun Dismenore merupakan nyeri haid yang berbahaya dan berpotensi penyakit. Bagaimana ciri-ciri keduanya?
1. Dismenore Primer
Nyeri haid dengan tipe ini dirasakan namun tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. Dinamakan dismenore primer karena rasa nyen timbul tanpa ada sebab yang dapat dikenali. Beberapa ciri yang dirasakan adalah kejang yang berjangkit-jangkit pada perut bagian bawah dan kemudian menjalar ke pinggang dan paha. Rasa nyeri ini disertai dengan gejala mual, muntah serta sakit kepala dan diare.
Dismenore primer ini dianggap normal dan tidak menandakan kelainan, karena disebabkan oleh faktor rahim atau ketidakseimbangan steroid seks ovarium.
Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dialami wanita. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid dan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Penanganan dismenore primer antara lain dengan obat-obatan, rileksasi, hipnoterapi, alternatif. Nyeri ini biasanya akan hilang jika sudah melahirkan anak pertama.
2. Dismenore Sekunder
Sedangkan dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun. Jika pada usia 40 tahun ke atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali baginya untuk memeriksakan diri. Sakit dari dismenore sekunder biasanya dimulai lebih awal dalam siklus menstruasi dan berlangsung lebih lama dari kram menstruasi umum. Gejala lain adalah Anda akan merasakan nyeri yang semakin luar biasa selama haid dan akan menghilang setelah selesai menstruasi.
Rasa sakit ini biasa disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi wanita seperti adanya kelainan organik dalam pelvis, bisa karena kista ovarium, endometriosis, infeksi menular seksual, radang panggul, mioma, atau penggunaan alat kontrasepsi IUD (spiral). Jika disebabkan karena nyeri haid sekunder, obat-obatan pereda nyeri biasanya tidak akan berpengaruh.
Untuk mengetahui penyebab nyeri haid sekunder perlu dilakukan pemeriksaan dokter. Biasanya lewat USG saja tidak cukup. Untuk endometriosis (pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim) misalnya, perlu laparoskopi. Perlu juga pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.
Nah gejala manakah yang anda rasakan? kenali gejala-gejala nyeri haid berbahaya sedari dini, sehingga dampak negatifnya bisa dihindari sedini mungkin. Terimakasih sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat.
Nyeri haid atau dalam bahasa medis disebut Dismenore ini menurut dr. Adiansjah Dara, Sp.OG tidak hanya dialami di bagian perut. Terkadang mereka yang mengalami kondisi ini bisa sampai mual, muntah, hingga pingsan karena rasa nyeri yang tidak tertahankan. Biasanya ini dialami pada hari pertama menstruasi dan mengganggu kehidupan anda setiap bulan.
Gagguan nyeri haid yang dialami oleh wanita setiap bulan dibagi menjadi dua jenis, yakni Dismenore primer dan Dismenore sekunder. Dismenore Primer merupakan kondisi nyeri haid yang wajar dan tidak menandakan gangguan, namun Dismenore merupakan nyeri haid yang berbahaya dan berpotensi penyakit. Bagaimana ciri-ciri keduanya?
1. Dismenore Primer
Nyeri haid dengan tipe ini dirasakan namun tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. Dinamakan dismenore primer karena rasa nyen timbul tanpa ada sebab yang dapat dikenali. Beberapa ciri yang dirasakan adalah kejang yang berjangkit-jangkit pada perut bagian bawah dan kemudian menjalar ke pinggang dan paha. Rasa nyeri ini disertai dengan gejala mual, muntah serta sakit kepala dan diare.
Dismenore primer ini dianggap normal dan tidak menandakan kelainan, karena disebabkan oleh faktor rahim atau ketidakseimbangan steroid seks ovarium.
Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dialami wanita. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid dan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Penanganan dismenore primer antara lain dengan obat-obatan, rileksasi, hipnoterapi, alternatif. Nyeri ini biasanya akan hilang jika sudah melahirkan anak pertama.
2. Dismenore Sekunder
Sedangkan dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun. Jika pada usia 40 tahun ke atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali baginya untuk memeriksakan diri. Sakit dari dismenore sekunder biasanya dimulai lebih awal dalam siklus menstruasi dan berlangsung lebih lama dari kram menstruasi umum. Gejala lain adalah Anda akan merasakan nyeri yang semakin luar biasa selama haid dan akan menghilang setelah selesai menstruasi.
Rasa sakit ini biasa disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi wanita seperti adanya kelainan organik dalam pelvis, bisa karena kista ovarium, endometriosis, infeksi menular seksual, radang panggul, mioma, atau penggunaan alat kontrasepsi IUD (spiral). Jika disebabkan karena nyeri haid sekunder, obat-obatan pereda nyeri biasanya tidak akan berpengaruh.
Untuk mengetahui penyebab nyeri haid sekunder perlu dilakukan pemeriksaan dokter. Biasanya lewat USG saja tidak cukup. Untuk endometriosis (pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim) misalnya, perlu laparoskopi. Perlu juga pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.
Nah gejala manakah yang anda rasakan? kenali gejala-gejala nyeri haid berbahaya sedari dini, sehingga dampak negatifnya bisa dihindari sedini mungkin. Terimakasih sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat.