- Tag #Islam
Nabi Isa as merupakan salah satu utusan Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada manusia. Ia lahir dari seorang wanita soleha bernama Maryam yang taat dan terus beribadah kepada Allah. Yang membuatnya begitu fenomenal adalah karena Nabi dan rasul ke-24 ini dilahirkan dari rahim Maryam yang masih perawan tanpa melalui proses biologis terlebih dahulu. Bagaimana Nabi Isa Bisa Lahir Dari Rahim Seorang Perawan? Wallahualam Bishowab.
Sebenarnya ini adalah hal mudah bagi Allah jika Ia menghendaki. Beberapa ilmuan mencoba bernalar dengan mengungkapkan bahwa yang dilalaui Maryam disebut dengan proses Parthenogenese yakni proses membesarnya bayi dalam kandungan sang ibu di luar hukum alam manusia. Telur (ovum) dari ibunya tidak memerlukan bertemu dengan spermatozoa bapak untuk membentuk suatu embrio yang kemudian menjadi bayi. Namun siapa yang mengetahui kebenaran penelitian ini. Wallahualam Bishowab.
Penjelasan tentang bagaimana proses kehamilan Maryam sendiri tertulis dalam Alquran QS. Maryam (19) ayat 16-21. Dimana prosesnya diawali dengan kedatangan Malaikat Jibril dalam wujud manusia yang sempurna menemui Maryam binti Imran ini.
(16) Dan ingatlah (yang tersebut) di dalam Kitab, dari hal Maryam. Ketika dia menjauhkan diri dari keluarganya ke sebuah tempat disebelah Timur.
(17) Maka dia adakan tabir yang akan melindunginya dari mereka, lalu Kami utuslah kepdanya Roh Kami, maka menjelmalah dia menyerupai manusia yang sebenamya.
(18) Berkatalah dia: Sesungguhnya berlindunglah aku kepada Tuhan Yang Maha Kasih dari pada engkau, jika adalah engkau seorang yang bertakwa.
(19) Dia pun menjawab: Saya ini tidak lain adalah Utusan dari Tuhan engkau, karena akan aku anugerahkan kepada engkau seorang anak laki-laki yang suci.
(20) Dia berkata: Betapa akan ada bagiku seorang anak laki•laki, padahal tidaklah pernah tersentuh diriku 0Ieh seorang laki-Iaki pun dan aku pun bukanlah seorang perempuan jahat.
(21) Menjawab dia; Memang demikianlah. Tuhan teIah menyabdakan: Yang begitu bagiKu adalah hal yang mudah, dan akan Kami jadikan dianya suatu ayat untuk manusia dan suatu rahmat, dan dianya adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. (19) ayat 16-21
Siti Maryam merupakan anak keluarga beragama. Ayahnya bernama Imran yang merupakan keturunan Nabi Daud as dan Ibunya adalah seorang perempuan soleh. Ia kemudian diasuh oleh Nabi Zakarian yang menjadi Imam dan pemelihara Baitul Maqdis. Pada masa itu, Maryam adalah wanita pilihan Allah yang dilebihkan diatas seluruh perempuan di seluruh alam. Seperti dalam Q.S Ali Imran: 42.
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS: Ali Imran Ayat: 42)
Maryam berniat untuk meningkatkan ketaatannya dengan pergi ke sebelah Timur Baitul Maqdis, yakni ialah suatu kampung yang bernama Baitlaham (Bethlehem). Ia menyisihkan diri dari keluarga agar lebih tenang beribadat kepada Tuhan, sehingga dipasangnya tabir jangan sampai diganggu orang, sedang dia di waktu itu masih perawan.
Saat berada di sana Allah SWT kemudian mengutus Jibril untuk menemuinya. Dalam ayat di atas Allah SWT menyebut bahwa Dia mengutus Roh kami, dan itu dimaksudkan untuk Jibril. Malaikat penyampai wahyu ini berwujud pemuda biasa menyerupai seorang laki-laki muda.
Lantas Maryam merasa terkejut dengan kedatangan laki-laki dihadapannya. Maryam berkata demikian menunjukkan bahwa tidaklah timbul prasangka bahwa orang muda itu jahat. Sebab pada wajahnya dan tingkah lakunya ketika masuk tidaklah terbayang tanda-tanda bahwa dia orang jahat.
Maksud kedatangannya telah diterangkannya sendiri. Atas suruhan Allah menyampaikan anugerah dari Tuhan, dia sendiri yang membawanya, yaitu seorang anak laki-laki. Sekain itu ini juga dijelaskan dalam surat Ali imran ayat 45:
“(Ingatlah) tatkala berkata malaikat: wahai Maryam! Sesungguhnya Allah memberitakan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (Firman) darinya yaitu seorang putra Namanya Al-Masih Isa Putra Maryam, seorang terkemukan di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah”. (Q.S Ali imran 45)
Tercenganglah Maryam mendengarkan perkataan Malaikat itu. Maryam percaya apa yang dia katakan, yaitu bahwa dia adalah utusan Allah. Sebab itu tidaklah dia akan berdusta. Tetapi dia tidak mengerti bagaimana dia seorang anak perawan akan diberi anak:
Dia berkata: Ya Tuhanku! Bagaimana jalannya aku akan beranak, padahal aku belum pernah disentuh manusia? Dia berkata: demikianlah Allah menjadikan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia telah menentu¬kan sesuatu, Dia berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka diapun jadi (Q.S Ali imran 47)
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS: Ali Imran Ayat: 59)
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 91)
Lahirnya seorang anak laki-laki suci dari anak perawan suci Maryam itu kelak, bukanlah semata-mata tanda atau ayat guna menunjukkan Kemaha-kuasaan Allah, bahkan juga Rahmat. Sebab lahirnya itu kelak ialah membawa tugas, menjadi Rasul Allah:
Isa lalu lahir dan diberi mukjizat dari Allah SWT. Ajaran-ajaran kebenaran yang disampaikan Nabi Isa membuat Ia dibenci oleh Yahudi. Mereka mencoba membunuhnya namun tidak berhasil. Allah SWT kemudian mengangkatnya ke langit dan akan mendatangkannya ke dunia sebelum hari kiamat.
“Dan karena ucapan mereka (orang-orang Yahudi): Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (An-Nisa’: 157-158)
Sebenarnya ini adalah hal mudah bagi Allah jika Ia menghendaki. Beberapa ilmuan mencoba bernalar dengan mengungkapkan bahwa yang dilalaui Maryam disebut dengan proses Parthenogenese yakni proses membesarnya bayi dalam kandungan sang ibu di luar hukum alam manusia. Telur (ovum) dari ibunya tidak memerlukan bertemu dengan spermatozoa bapak untuk membentuk suatu embrio yang kemudian menjadi bayi. Namun siapa yang mengetahui kebenaran penelitian ini. Wallahualam Bishowab.
Penjelasan tentang bagaimana proses kehamilan Maryam sendiri tertulis dalam Alquran QS. Maryam (19) ayat 16-21. Dimana prosesnya diawali dengan kedatangan Malaikat Jibril dalam wujud manusia yang sempurna menemui Maryam binti Imran ini.
(16) Dan ingatlah (yang tersebut) di dalam Kitab, dari hal Maryam. Ketika dia menjauhkan diri dari keluarganya ke sebuah tempat disebelah Timur.
(17) Maka dia adakan tabir yang akan melindunginya dari mereka, lalu Kami utuslah kepdanya Roh Kami, maka menjelmalah dia menyerupai manusia yang sebenamya.
(18) Berkatalah dia: Sesungguhnya berlindunglah aku kepada Tuhan Yang Maha Kasih dari pada engkau, jika adalah engkau seorang yang bertakwa.
(19) Dia pun menjawab: Saya ini tidak lain adalah Utusan dari Tuhan engkau, karena akan aku anugerahkan kepada engkau seorang anak laki-laki yang suci.
(20) Dia berkata: Betapa akan ada bagiku seorang anak laki•laki, padahal tidaklah pernah tersentuh diriku 0Ieh seorang laki-Iaki pun dan aku pun bukanlah seorang perempuan jahat.
(21) Menjawab dia; Memang demikianlah. Tuhan teIah menyabdakan: Yang begitu bagiKu adalah hal yang mudah, dan akan Kami jadikan dianya suatu ayat untuk manusia dan suatu rahmat, dan dianya adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. (19) ayat 16-21
Siti Maryam merupakan anak keluarga beragama. Ayahnya bernama Imran yang merupakan keturunan Nabi Daud as dan Ibunya adalah seorang perempuan soleh. Ia kemudian diasuh oleh Nabi Zakarian yang menjadi Imam dan pemelihara Baitul Maqdis. Pada masa itu, Maryam adalah wanita pilihan Allah yang dilebihkan diatas seluruh perempuan di seluruh alam. Seperti dalam Q.S Ali Imran: 42.
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS: Ali Imran Ayat: 42)
Maryam berniat untuk meningkatkan ketaatannya dengan pergi ke sebelah Timur Baitul Maqdis, yakni ialah suatu kampung yang bernama Baitlaham (Bethlehem). Ia menyisihkan diri dari keluarga agar lebih tenang beribadat kepada Tuhan, sehingga dipasangnya tabir jangan sampai diganggu orang, sedang dia di waktu itu masih perawan.
Saat berada di sana Allah SWT kemudian mengutus Jibril untuk menemuinya. Dalam ayat di atas Allah SWT menyebut bahwa Dia mengutus Roh kami, dan itu dimaksudkan untuk Jibril. Malaikat penyampai wahyu ini berwujud pemuda biasa menyerupai seorang laki-laki muda.
Lantas Maryam merasa terkejut dengan kedatangan laki-laki dihadapannya. Maryam berkata demikian menunjukkan bahwa tidaklah timbul prasangka bahwa orang muda itu jahat. Sebab pada wajahnya dan tingkah lakunya ketika masuk tidaklah terbayang tanda-tanda bahwa dia orang jahat.
Maksud kedatangannya telah diterangkannya sendiri. Atas suruhan Allah menyampaikan anugerah dari Tuhan, dia sendiri yang membawanya, yaitu seorang anak laki-laki. Sekain itu ini juga dijelaskan dalam surat Ali imran ayat 45:
“(Ingatlah) tatkala berkata malaikat: wahai Maryam! Sesungguhnya Allah memberitakan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (Firman) darinya yaitu seorang putra Namanya Al-Masih Isa Putra Maryam, seorang terkemukan di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah”. (Q.S Ali imran 45)
Tercenganglah Maryam mendengarkan perkataan Malaikat itu. Maryam percaya apa yang dia katakan, yaitu bahwa dia adalah utusan Allah. Sebab itu tidaklah dia akan berdusta. Tetapi dia tidak mengerti bagaimana dia seorang anak perawan akan diberi anak:
Dia berkata: Ya Tuhanku! Bagaimana jalannya aku akan beranak, padahal aku belum pernah disentuh manusia? Dia berkata: demikianlah Allah menjadikan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia telah menentu¬kan sesuatu, Dia berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka diapun jadi (Q.S Ali imran 47)
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS: Ali Imran Ayat: 59)
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 91)
Lahirnya seorang anak laki-laki suci dari anak perawan suci Maryam itu kelak, bukanlah semata-mata tanda atau ayat guna menunjukkan Kemaha-kuasaan Allah, bahkan juga Rahmat. Sebab lahirnya itu kelak ialah membawa tugas, menjadi Rasul Allah:
Isa lalu lahir dan diberi mukjizat dari Allah SWT. Ajaran-ajaran kebenaran yang disampaikan Nabi Isa membuat Ia dibenci oleh Yahudi. Mereka mencoba membunuhnya namun tidak berhasil. Allah SWT kemudian mengangkatnya ke langit dan akan mendatangkannya ke dunia sebelum hari kiamat.
“Dan karena ucapan mereka (orang-orang Yahudi): Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (An-Nisa’: 157-158)